Senin, 30 Januari 2012

Catatan meraih Profesi

 28 January 2012. 

Berasa heng aja hari ini,, segala serba salah, segala tiada berisi. Jadi lah Cuma ol fb ma twitter.  N mengisi blog bungong.pade.

29 January 2012
I won’t give up –jazon mraz lagi tergila gila sangat,,,
Hari ini , masih bisa merasakan damai. Esok? Aq tak bisa berkata. Aku telah pasrah sepasrah pasrahnya,, aku tidak ingin takabur, sombong or angkuh sedikitpun untuk saat ini.
 
God,, aku hanya ingin menangis malam ini.
Jam 11 malam, aku berjalan menuju galon aqua, haus. Segelas air habis. Ku singgahi kaca ¾ badan. Kaca kesayangan. Ku pandangi potret diri sambil memakai pelembab bibir dan membenarkan jepitan rambut yang sudah sedikit kusut. Aq senang dengan rambut ini. aku sayang. Dia begitu indah. Sejauh mata menikam, aku terus berfikir masihkah aku bisa setenang ini esok? Masih kah aku bisa sedamai ini? aku yang sekarang, akan berbeda dengan aku yang esok. Aku tau itu.. pasti,,
          Hanya apakah aku lebih mencintai aku yang esok atau yang sekarang? Tanya yang terus bergantayangan. Kutinggalkan kaca dan beralih ke lemari kayu tua. Mengambil kemeja putih, rok hitam, kerudung putih. Bukan semuanya belum terstrika,, tapi akan ku strika ulang. Besok adalah hari spesial, dan di hari spesial, aku selalu menstrika ulang pakaianku agar tidak kelihatan bekas lipatan. Ku gantung dengan rapi. Siap sudah untuk esok. Sepatu hitam sudah disiapkan. Seperti saat2 sidang dahulu. Hingga aku kembali menatap layar. 12.04 sudah tanggal 30 january,,
Waktu seolah datang perlahan. Aku menikmati seksama. Entah kisah apa yang akan ku catat esok. Deg degan.. tapi aku tau, aku akan melewatinya. Seperti menunggu adegan seram di film yang ku tonton selesai. Seperti itu pula ini akan berakhir. Tak berani berspekulasi. Sungguh tak berani. Pengecut!!

30 January 2012
“skarang akan berbeda dengan nanti. perubahan ini singkat, tapi abadi”.
Status terakhir sebelum berangkat.
Finally apa yang ditunggu tiba. Pengumuman penentuan. 09.00 sudah berada di kampus dan menunggu sang dosen rapat. Panggilan pertama, termasuk saya beserta 21 anak yang lain. Masuk ke ruang sidang yang penuh dengan kursi2 dan meja2 yang berlapis lapis. Wajah pak jun, serem bener gue gak berani merhatiin wajah nya. Sesaat gue seperti mengutuk waktu dan pembicaraan yang tak pentiing. Menerka nerka apakah tujuannya. Ternyata mendengar ketidak lulusan itu tidak bagai petir di siang bolong. Kata itu mengalir datar,,,, tanpa tekanan yang berarti tanpa ketukan palu yang menyeramkan, tanpa perubahan cuaca yang mendadak mendung dan guntur yang menggelegar. Hanya saja,, diri belum mengerti, whats the next step.
          Aq hanya berdiri disini. Sisi kiri bahuku penuh. Masih kudekap ia yang tersengguk. Ku peluk erat. Menurunkan segenap rasa risau dan semangat yang ku punya. “Sudah kawan,, kita bisa dimasa depan. Kita pasti bisa!! “
Tiba tiba bayangan 14 february itu berjalan menjauh,,, semakin jauh saat keputusan itu semakin jelas. Aku telah melupakan saat itu. Aku tidak berharap. Tiada airmata.,,
Ku masuki ruangan sidang itu untuk ke dua kalinya. Kali ini untuk mengatur, whats the next step should we do. Getar massage “ gak apa sayang,.. ada hikmah mungkin “ my mom,, mata kembali berkaca. Jangan jatuuh,,, telf berdering “my mom” mi,, jangan telp skarang,, . suara di seberang pun terdengar memaklumi. Hampir pecah saja tangis. Tidak,, bukan saatnya menangis,, saatnya bangkit. Ku letak kan hp kembali dalam tas orange. Cukup 2 tetes air mata yang tumpah hari ini. tidak ingn lagi.
Hidup tidak akan berakhir disini. Masih ada esok dan mentari pagi yang sangat cantiikk ^^. “that’s not be mine.. not yet,, “ ---------> 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong Tinggalkan pesan ya, , :)