Senin, 22 Agustus 2011

Secuplik Catatan Hati Yang Tak Pernah Didengar


Hari ini tanpa telp. .

Sejak peristiwa minggu itu,, bukan tak cinta, , tapi karna kecintaan itu lah yang membuat aq harus begini. Menjaga appa yang seharusnya ku jaga. Sedangkan engkau,, masih patit kuragukan dari semua sisi yang ada dan pernah ada.

Jika memang itu sebenar nya cinta, bukan seperti apa yang kau ajarkan kepadaku.. bukan seperti yang kau pinta kan kepadaku. Cinta itu bukan janji,, bukan pula hanya sebuah kata sabar tanpa pasti. Maaf,, bukan itu cinta menurutku. 

*búngÖng pădé*
-undate-

Minggu, 21 Agustus 2011

DIA DENGAN NAMA YANG SAMA


Dheg!! Membaca nama emailnya membuat aq terperanjat. Hingga tempatku yang awalnya bersantai ditempat tidur berubah duduk dilantai dan menghadap Lapi ini.
Pagi ini,, adalah pagi minggu yang sangat santai untuk ku. Sehabis bangun dan kekamar mandi,, aq kembali lagi ke tempat tidur dan membuka buka internet mengecek tiket dan membuka sebuah jaringan social yang lagi beken saat ini. Permintaan pertemanan, q buka permintaan tersebut, kulihat profile pribadi dan teman teman nya (takut kalau ternyata yang meminta pertemanan itu adalah seorang psikopat maniak yang berulang kali mencoba masuk ke jaringan socialku hingga akhir na mengehacknya dan mengharuskan aku berganti nama, email dan profpict agar tidak bisa ditemukan lagi), dan kuputuskan menerima pertemanan tersebut.  Untuk memastikan lagi, ku buka info pribadinya.. tiba tiba mataku tertuju pada sebuah alamat email. Dan jantung ku seperti mengetuk kencang dan nafasku sedikit tertahan. Nama yang tertera itu.. sebuah nama yang sama seperti yang pernah di sodorkan kepadaku beberapa tahun yang lalu. Dan dia. . . kuperiksa ulang wajahnya,, kuperiksa pekerjaan nya, kuperiksa statusnya. Dan nafasku agak sedikit bernafas lega.. bukan dia,,  bukan
Mengenang nama itu.. masih teringat beberapa tahun yang lalu. Ketika aku yang entah masih semester berapa saat itu kembali ke provinsi dimana aku dilahirkan untuk memperingati idul fitri bareng kluarga tercinta (hanya pada saat momen ini aku bisa berkumpul bersama mereka karena jarak yang cukup jauh)
Ied Fitri,, sudah pasti tentu.. ramai,,, banyak tamu berdatangan ke rumah,, dan ternyata ada sesuatu yang berbeda saat itu yang tidak terbaca oleh ku (entah sejak kapan juga bisa baca situasi dan kondisi). Sudah adat dan tradisi ketika seorang tamu datang,, kita diharuskan bersalaman untuk menghormati sang tamu. Tak ada curiga sedikit pun bahwa saat itu telah datang.
Hari pun kembali seperti biasa,, ketika dalam perjalanan pulang dari rumah nenek ke rumah ku yang bejarak 2 jam, ibuku berbicara, “ntar kalo ada telfon yang masuk dan ngomong dari bg yed, bilang ya,.,”
Dengan santainya ku iyakan jawaban itu. Karena pastinya ada perlunya pikirku. Hingga suatu hari, handphone ku berdering dari sebuah nomor yang tak dikenal. Beberapa hari terakhir ini aq beberapa kali menerima nomor tak dikenal, aku memaklumi ini karena aku adalah CP perkumpulan paguyuban di tempat aku menuntut ilmu. Kali ini perbincangan berlangsung lambat, berbasa basi. Karena ku tahu akhirnya bahwa sang penelfon adalah saudara jauh dari kluargaku. Tentunya aq harus bersikap sopan bukan dengan saudara sendiri?. Seperti pesan ibuku, ku sodorkan telfon itu ketika jawaban dari pertanyaanku apakah ingin berbicara dengan ibuku di iyakan. Setelah itu, telfon kembali kepadaku. Sedikit berbasa basi lagi. Tapi jujur, aq memang belum pernah kenal dengan orang ini (karena aku paling jarang terlibat dengan semua kluarga disetiap acara, dari dulu aku telah berada jauh dari setiap kesempatan itu).

Jumat, 19 Agustus 2011

Cappucino dan Perenungan


Segelas kopi di sore hari. Hm,,, lumayan menyegarkan hari yang sudah sangat melelahkan hari ini.
Gelas ini, masih dengan gelas yang sama seperti di samping jendela sudut kamar itu. Jendela besar di sebuah sudut kamar yang sangat aku cintai,.
Ingin rasanya menikmati secangkir kopi sore hari di samping jendela sudut kamar itu lagi, menikmati matahari yang mulai terbenam. Berwarna orange dan bulat besar, angin sepoi2 tak lupa berhembus dari jendela dan pintu kamar. suasana paling damai dan paling indah di tengah kesibukan jadwal kuliah dan kegiatan kampus. Dan,, alasan pemilihan gelas ini hari ini pun hanya karena ingin menikmati secuplik potongan indah yang pernah terulang, yang tersimpan rapat di pikiran, yang tersimpan dalam secangkir cappuccino :D. walaupun dengan suasana yang berbeda dan kota yang berbeda.
Hm… kangen dengan kamarq yang itu,.,, aq tak pernah bosan berada disamping jendela nya.. dan membuka nya agar udara selalu menyapa wajahku, walaupun itu tengah malam sekalipun.  Dy yang menemaniku melewati malam berubah menjadi pagi, siang menjadi sore, sampai saat2 tak tidur sekalipun,,, tetap berada di sampingnya. Saat ketika tidak bisa kemanapun karna baru kluar dari rumah sakit pun kulewati di samping jendela itu.. melakukan aktivitas dan menulis berpuluh2 puisi disampingnya, menetaskan airmata dan tertawa ceria. Tetapi kita memang harus melepas semua yang kita anggap indah. Karena untuk mencapai sesuatu yang lebih besar, selalu ada hal yang kita korbankan, walaupun tak pernah kita inginkan. Dan kita tak mungkin memiliki hal yang kita senangi selamanya. Bukan kah seperti itulah hidup ?? (*walau kadang tidak bisa diterima dengan lapang dada).

N Now,, Here I am.. sebuah kota yang baru,, dan pasti nya, kamar yang baru, yang tak sama dengan kamar berjendela besarku dulu. Tak ada lagi udara segar yang berhembus lewat sela sela jendela dan pintu kamar. Tak ada lagi sunset indah bulat besar berwarna orange yang menenangkan jiwa. Aq kangen.
“Sluuurrrppp” secangkir cappuccino kini terseruput lembut kedalam mulutku. Hangat… semoga bisa menghangatkan diri yang kelelahan praktek hari ini.
Praktek.. mengingat kata ini.. aq teringat akan blog seseorang DM ataulah Dokter.. yang pastinya seorang tenaga kesehatan, teman seprofesi. Dibeberapa tulisannya (yang entah isinya itu penyemangat bagi kaum dokter atau sebuah keluhan pribadi, atau sebuah bentuk kekecewaan yang entah kepada siapa)  dy menyinggung tentang kompetensi yang tak selesai2  bagi para tenaga kesehatan. dy berpendapat bahwa seorang dokter yang telah melewati ujian penyaringan yang tersulit untuk bisa masuk fakultas kedokteran masih harus melewati berbagai ujian kompetensi untuk membuktikan bahwa lulus dari fakultas dengan ujian masuk tersulit dianggap tidak berkompetensi. Hm,.. cobalah berfikir wahai saudara seprofesiq… apakah kita berhak menganggap seperti itu? Kita adalah profesi kesehatan, profesi yang paling dipentingkan di bidang social kemasyarakatan. Adanya ujian tersebut adalah langkah pembuktian bahwa betapa tenaga tenaga kesehatan di Indonesia ini adalah tenaga tenaga kesehatan yang layak pakai layaknya tenaga kesehatan yang berada di luar negri sana. Sehingga pasien2 tersebut tidak lagi ragu akan kemampuan kita.
Tidak kah kau lupa? Berapa banyak diluar sana yang membutuhkan uluran tangan kita sebagai petugas kesehatan untuk kesembuhan mereka. Memang, kita bukan tuhan. Dan jangan pernah bertindak bagai Tuhan walaupun kita sangat dibuutuhkan.  Kita adalah manusia biasa,, yah.,, hanya biasa,, yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan sedikit lebih dan istimewa dibanding masyarakat biasa. Tetapi karena sedikit itulah kita dituntut seperfect mungkin,  karena kita manusia lah, kita bekerja dalam team dan tidak individu.
Lalu, mengapa masih banyak saja tenaga kesehatan yang berperang melawan tenaga kesehatan lain padahal seharusnya mereka satu team? Kenapa masih ada saja yang menganggap dirinya paling besar sedangkan level ilmu dan strata bangku perkuliahan yang mereka tempuh tidak ada bedanya?  Bukankah kita sama sama tau bahwa kita ini manusia yang tidak pernah alpa akan salah?? Yang harus diingatkan seseorang untuk meminimalkan kesalahan itu??
Lupakah kita? Target pelayanan kita adalah kesembuhan pasien. Target menuntut ilmu kita adalah bagaimana membuat pasien sembuh dan memiliki kualitas hidup tinggi? L a l u . . . jika kita sibuk berperang siapa yang hebat dan ter-atas diantara sesama, kapankah sang target itu akan tercapai?
Saat kita sibuk mempertahankan ke-egoannya kita dan kehebatan kita tanpa data penelitian ilmiah yang kuat, siapakah yang paling dirugikan? Lalu, Apakah kita dewa? Yang tak pernah salah?
Dan apakah kita adalah lautan ilmu? Lautan informasi? Lautan kebenaran itu sendiri?? (*mari kita renungkan sendiri)
Kesembuhan pasien?? Kalau ego dan merasa paling benar itu masih melekat.. sungguh menyedihkan pasien ini… karna dy ditangani oleh sekelompok tenaga kesehatan yang lebih sakit dari pada dia. S a k I t  j I w a !!
Sadarkah kita (*kata “Tahu” saya hapuskan karena pasti semua sudah tau diluar kepala) bahwa pasien membutuhkan tenaga kesehatan yang bijaksana, yang mau benar2 memperjuangkan kesehatannya dengan pelayanan maksimal, optimal dan biaya minimal (tidak bisa dipungkiri semua kita adalah begini).
Memilih masuk ke dunia kesehatan adalah langkah awal dimana kamu HARUS sudah mulai belajar hidup bijaksana dan berpikiran terbuka.

“sluurrrpp” tenggakan kopi terakhir ini menutup istirahat sore hari. Begitu pula dengan catatan sederhana ini, semoga makin hari kita semakin bijaksana kawan. J
*búngÖng pădé*`1

Jum’at, 19 agustus 2011

Jumat, 12 Agustus 2011

Ibu


Ibu, aku ingin pulang hari ini
Ingin memelukmu
Mencium dan mendekapmu dengan erat
Ibu,,
Angin berhembus rindu
Semakin tertunduk muka ini ketanah
Tak berani mendongak
Takut airmata ini jatuh ke pipi
Ibu,,
Matahari bersinar hangat..
Sehangat belaianmu membangunkanku di tiap pagi
Sepi rasa hati
Kapan bersua lagi
Ibu,, iba diri ini berharap pagi
Terbangun dipangkuan lembutmu
Dan elusan sayang dikepalaku

*búngÖng pădé*
Jbr, 19 agustus 2010

Prepare practice part 1


Lagi tidak ingin menulis apapun disini. berasa hambar, berasa datar. bukan kehilangan inspirasi. hanya saja ia tidak tumbuh secepat biasa.. ada rasa yang hilang.,. 

yang terlintas saat ini hanya bagaimana aq bisa ngelewatin hari hari esok dengan penuh semangat, ceria dan sesehat mungkin,.

yep, RS sudah menanti. walaupun jauh2 hari saat kaki melangkah ke gedung itu aq telah mengucapkannya kepada diriku pribadi "Welcome To The Jungle" tapi belom sepenuh hati ku persiapkan hati untuk menapaki"the Real Jungle" tersebut. sampai saat ini, , ,
minggu depan.. 

hari hari dimana aq akan lebih menyaksikan fakta daripada teori teori. bagaimana dunia tidak sesimple buku. dan warna tidak hanya hitam dan putih.

aq harap masih ceria, masih semangat dan Masih sehat,,

beberapa hari di gedung yang berada di tengah rumah sakit itu membuat teori yang ada di kepalaq lebih menempel. bertahap mereka mulai mengikat mengajarkan bahwa "kami adalah saudara sekandung dan tak bisa di pecahkan" (kalo ilmu bisa ngomong kali ya....  :p ).

Welcome To The. . . Beautiful World :)

Selasa, 09 Agustus 2011

CATATAN MENUJU SARJANA


ini cerita berasal dari pengalaman pribadi hasil dari tabiat2 para dosen yang cukup "baik"

Nunggu DPA dari jam setngah 2 mpe jam 2.50. tanpa hasil,,
Setelah 2x naik turun lantai 2, 2 x bolak balik ke kampus,, ternyta tu dosen lagi main catur.. n pas mo revisi,,dy Cuma ngomong “ saya cukup buat hari ini, saya mau santai”. .
“kapan pak punya waktunya?” dia malah gak ngerespon n tetep main catur n nganggep kehadiran gw tuh sbagai pengganggu konsentrasi 2 org dosenq tercinta dikampus yang tercinta..
“ kamu ma saya tinggal apanya?” (akirnya buka suara,,, kek denger pengumuman menang kuizz aja nie denger suara)
Gw (rada gembira n merasa punya harapan buat direvisi): tinggal definisi operasionalnya pak,, pemahaman pemahaman nya ajah..
Si bapak: (tanpa suara. .,,, sibuk ma catur. . .)
Krik. . .krik. . . krik. . .krik. . .
Tiba tiba : “aduh,,, kamu ganggu aja nie. . . saya jadi gak konsen”
Gw: (cuek bebek bro,,, demi ngedapetin revisian,, wlopun rada gak enak juga sie,, namanya juga manusia,, punya hati….)
N lagi  : (kalah keknya dosen yang satunya) jadi gak konsentrasi. Hehehe…..
DPA: “iya…. Gak konsentrasi. . . , susah ya”
DEG! Sakit hati. . (pi tetap berharap gara gara gak konsen mo ngerevisi n gw bisa pergi)
Tapi,,,,
Krik krik….. krik krik…..
Akirnya, “saya tunggu mpe jam 2 ya pak”
Si bapak: ( dieem,,, sambil main catur,, mungkin di sangka nie suara barusan keluar Cuma angin sepoi sepoi kali ya. . .)
Gw: (ketimbang bdiri n bikin badan yang mang blon fit makin gak fit n pingsan di ruang baca, mendingan duduk sambil ngapain gitu…) naruik kursi n duduk smbil baca baca…
Jam 2… masie main catur. . .
Gw: (smsan) “jam istirahat mpe jam brapa ya?”
Balesan smsan: jam 1, knapa ya?
Gw smsan :” blon direvisi nie,,, dosennya gak mau”
Blsan smsan: dirayu aja… brusan temenmu di acc”
Gw: (nasib gak bisa merayu) “gimana cara ngerayunya ya?”
Blsan smsan :” gak tau juga… hehehhe,, sabar ya… ajak guyon ajah….”
(stop smsan)
Jam 2 .30
Gw: besok bapak jam brapa ada waktu?
Si bapak: (dieemmmm…. Sibuk ma catur).. mm…(akirnya ada suara dikit…) saya ngajar besok
Gw: kalo pagi gimana??
Si bapak: (diem lagi,,,, sibuk catur lagi…. Bukannya jawab dlu ya???) terserah,,,, kalo saya luang,,
Tpi saya gak janji”
Gw: kalo pagi gimna?
Si bapak: (giilllaaaaaaaaaaaa…. Gak direken lagi gw….. lama amiiiiiir,,, mpe dosen satunya ngedehem2,.,)
Gw : (binguuuuuuunnnnnnnggggggggg….. nie gw penagih hutang ato pengemis sieh sebenarnya??? Kok malah gak mirip mahasiswa lagie ya??)
Si bapak: (bru sadar kali ya. . . ) yah,,liat besok deh…  saya juga ada janji besok
Gw: (gak sabar pengen pulang n pengen makan.. . .laper gw dari tadi blon makan nungguin nie dosen)yaudah pak, besok saya balik lagi ajah, permisi pak.
(cabut deh gw smbil rada dongkol gimna….)
Hari ini gw cabut tanpa hasil dari sang DPA… besok pan padahal ane kul dari jam 7 mpe jam 9.40…
Liat besok dah,, dia juga gak bisa pagi kan??
-----***------

*búngÖng pădé*

jember, 12 oktober 2010 

Kisah Perjalanan


Kaki melangkah di sudut sunyi seberapapun ramainya jalanan itu kini
Ku gapai hembusan angin yang menerpa jiwa
Berharap dapatlah ku genggam dan ku kantongi hingga ke jiwa
Tetapi . . tiadalah arti jua

Gemericik kaki yang menyentuh bumi berusaha memainkan irama indah pengiring pergi
Menemani setiap senti tanah yang kutapaki mesra
Tanah yang menggurat cerita

Udara udara ini membelai ku lembut
Selembut sentuhan sayang sang ibunda tercinta yang tak pernah pamrih seperti manusia lainnya
Suaranya seperti mendongengiku hingga ke tempat tujuan yang tak pernah kutau dimana
Tak pernah terlintas bayangnya

Burung burung yang melintas di dekatku berceracau..
ah.. mereka begitu riang.. bermanja bersama sang rekan
sesekali mereka berbisik “ tiadakah yang menemanimu kawan?”
“bukan tiada,.., hanya saja mereka tak setia. . .” bisikku

Kulihat awan dan mentari di ufuk barat,,,
Jingga. . .indah tiada jua,,,
Memanjakan mata yang mulai dahaga
Mengobar asa yang hendak meninggalkan raga
Kembali ku ingat tapakan kaki menuju mimpi,,,
Jauh.. sejauh mencari senja di pagi buta…
Sedekat mentari bersama ujung samudra
tetapi mungkin. . . .

*búngÖng pădé*
Gubair, 7 agustus 2011