28
January 2012.
Berasa heng aja hari ini,, segala serba salah, segala tiada berisi. Jadi lah Cuma ol fb ma twitter. N mengisi blog bungong.pade.
29 January 2012
I won’t give up –jazon mraz lagi tergila gila sangat,,,
Hari ini , masih bisa merasakan damai. Esok? Aq tak bisa berkata. Aku
telah pasrah sepasrah pasrahnya,, aku tidak ingin takabur, sombong or angkuh
sedikitpun untuk saat ini.
God,, aku hanya ingin menangis malam ini.
Jam 11 malam, aku berjalan menuju galon aqua, haus. Segelas air habis. Ku
singgahi kaca ¾ badan. Kaca kesayangan. Ku pandangi potret diri sambil memakai
pelembab bibir dan membenarkan jepitan rambut yang sudah sedikit kusut. Aq
senang dengan rambut ini. aku sayang. Dia begitu indah. Sejauh mata menikam,
aku terus berfikir masihkah aku bisa setenang ini esok? Masih kah aku bisa
sedamai ini? aku yang sekarang, akan berbeda dengan aku yang esok. Aku tau
itu.. pasti,,
Hanya apakah aku lebih
mencintai aku yang esok atau yang sekarang? Tanya yang terus bergantayangan.
Kutinggalkan kaca dan beralih ke lemari kayu tua. Mengambil kemeja putih, rok
hitam, kerudung putih. Bukan semuanya belum terstrika,, tapi akan ku strika
ulang. Besok adalah hari spesial, dan di hari spesial, aku selalu menstrika
ulang pakaianku agar tidak kelihatan bekas lipatan. Ku gantung dengan rapi.
Siap sudah untuk esok. Sepatu hitam sudah disiapkan. Seperti saat2 sidang
dahulu. Hingga aku kembali menatap layar. 12.04 sudah tanggal 30 january,,
Waktu seolah datang perlahan. Aku menikmati seksama. Entah
kisah apa yang akan ku catat esok. Deg degan.. tapi aku tau, aku akan
melewatinya. Seperti menunggu adegan seram di film yang ku tonton selesai.
Seperti itu pula ini akan berakhir. Tak berani berspekulasi. Sungguh tak
berani. Pengecut!!
30 January 2012
“skarang
akan berbeda dengan nanti. perubahan ini singkat, tapi abadi”.
Status
terakhir sebelum berangkat.
Finally apa yang ditunggu tiba. Pengumuman penentuan. 09.00
sudah berada di kampus dan menunggu sang dosen rapat. Panggilan pertama,
termasuk saya beserta 21 anak yang lain. Masuk ke ruang sidang yang penuh
dengan kursi2 dan meja2 yang berlapis lapis. Wajah pak jun, serem bener gue gak
berani merhatiin wajah nya. Sesaat gue seperti mengutuk waktu dan pembicaraan
yang tak pentiing. Menerka nerka apakah tujuannya. Ternyata mendengar ketidak
lulusan itu tidak bagai petir di siang bolong. Kata itu mengalir datar,,,,
tanpa tekanan yang berarti tanpa ketukan palu yang menyeramkan, tanpa perubahan
cuaca yang mendadak mendung dan guntur yang menggelegar. Hanya saja,, diri
belum mengerti, whats the next step.
Aq hanya berdiri disini. Sisi
kiri bahuku penuh. Masih kudekap ia yang tersengguk. Ku peluk erat. Menurunkan segenap
rasa risau dan semangat yang ku punya. “Sudah kawan,, kita bisa dimasa depan. Kita
pasti bisa!! “
Tiba tiba bayangan 14 february itu berjalan menjauh,,, semakin jauh saat
keputusan itu semakin jelas. Aku telah melupakan saat itu. Aku tidak berharap.
Tiada airmata.,,
Ku masuki ruangan sidang itu untuk ke dua kalinya. Kali ini
untuk mengatur, whats the next step should we do. Getar massage “ gak apa
sayang,.. ada hikmah mungkin “ my mom,, mata kembali berkaca. Jangan jatuuh,,,
telf berdering “my mom” mi,, jangan telp skarang,, . suara di seberang pun
terdengar memaklumi. Hampir pecah saja tangis. Tidak,, bukan saatnya menangis,,
saatnya bangkit. Ku letak kan hp kembali dalam tas orange. Cukup 2 tetes air
mata yang tumpah hari ini. tidak ingn lagi.
Hidup tidak
akan berakhir disini. Masih ada esok dan mentari pagi yang sangat cantiikk ^^. “that’s
not be mine.. not yet,, “ --------->