Bernyanyi
dengan puisi
Menari tanpa
irama
Hanya sajak
yang begitu syahdu memelukku dalam kehampaan malam
Aku mencintaimu
sajak ku,,
Secintanya
engkau kepadaku
Warna hitam
pekat dilangit tetap indah bagiku,
Karna semua
telah disulap indah mengaburkan pilu
Kata kata
lugas adalah teman setia
Berpihak pada
nyata yang tak kenal belas kasih
A k u t e t a p m e m e l u k m u e r
a t
Tetap mendengar
celoteh mu dibalik tawatawa dan hiruk pikuk menakutkan
A k u t e g a
r, , begitu kah ajaran mu?
Aku tegar
setegar karang disamudra sana
Aku tegar
setegar pohon yang di hempas sang badai
Aku tegar
setegar nyiur dibibir pantai
S e p e r
t i a j a r a n m u padaku.
Kepalaku tetap
menengadah ke atas
Dengan senyuman,
Dengan penuh
kekhidmatan
Aq telah
belajar tegar
Aku juga
telah belajar pulang menerima semua
Walaupun marah
berkobar dalam sukma
Walaupun api
telah membakar muka
Walau gelora
benci pada diri telah membara
A k u b I s a
m
e n u r u n k a n h u j a n
Seperti ajaran
mu untuk tetap bahagia
Memadamkan
api diraut muka
Sajak
sajak ku. . .
Engkau yang
ku dekap dalam kebodohan fikir dan ke alfaan jiwa
*búngÖng pădé*
28 January
2012. Gubair.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong Tinggalkan pesan ya, , :)