Sabtu, 28 Januari 2012

Setegar Aku dan Bara


Bernyanyi dengan puisi
Menari tanpa irama
Hanya sajak yang begitu syahdu memelukku dalam kehampaan malam
Aku mencintaimu sajak ku,,
Secintanya engkau kepadaku
Warna hitam pekat dilangit tetap indah bagiku,
Karna semua telah disulap indah mengaburkan pilu
Kata kata lugas adalah teman setia
Berpihak pada nyata yang tak kenal belas kasih
A k u  t e t a p  m e m e l u k  m u  e r a t
Tetap mendengar celoteh mu dibalik tawatawa dan hiruk pikuk menakutkan
A k u   t e g a r, ,  begitu kah ajaran mu?
Aku tegar setegar karang disamudra sana
Aku tegar setegar pohon yang di hempas sang badai
Aku tegar setegar nyiur dibibir pantai
S e p e r t i  a j a r a n m u   padaku.
Aq tegar!!!!
Kepalaku tetap menengadah ke atas
Dengan senyuman,
Dengan penuh kekhidmatan
Aq telah belajar tegar
Aku juga telah belajar pulang menerima semua
Walaupun marah berkobar dalam sukma
Walaupun api telah membakar muka
Walau gelora benci pada diri telah membara
A k u   b I s a   m e n u r u n k a n   h u j a n
Seperti ajaran mu untuk tetap bahagia
Memadamkan api diraut muka
Sajak sajak ku. . .
Engkau yang ku dekap dalam kebodohan fikir dan ke alfaan jiwa

*búngÖng pădé*
28 January 2012. Gubair.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong Tinggalkan pesan ya, , :)