Rabu, 18 Mei 2011

Menunggu mu, wahai kekasihku

Siapa gerangan sang tambatan hati?
Labuhan jiwa di kala nestapa
Pengobat rasa dikala gulana
Penenang diri dikala sedih
Cinta tak kan tau kmana perginya
Wahai engkau sang pelipur lara
Apakah benar telah bertemu raga?
Ataukah hanya cerita pengisi duka
Apakah engkau sang pendamping setia?
Mengapa masih tak berkata?
Mengapa masih bercelah dan berbelah arah muka
Mengapa tak menunjuk kaki hendak melangkah
Adakah masih berat beban memuncah?
Ataukah ragu yang kian merekah?
Aku masih menunggu tanya memecah jawab


*búngÖng pădé*

Sby, 18 mei 2011 00.24 WIB
*menunggu kekasih hati yang sebenarnya

Sabtu, 07 Mei 2011

Sajak Sang Pemula


Dalam luka yang bagaimana lagi aku harus menghadapmu?
Dalam tangis yang karena apa lagi?
Apakah aku harus mengiba padamu?
Raga dan jiwa telah tercabik cabik tersayat sayat
Hati dan rasa telah bergaduh pecah berkeping keping
Sekarang jawablah!!
Jawablah dengan suara lantangmu dan nada sinismu
Adakah kau manusia ataukah dewa yang tak pernah alpa?
Dalam kegaduhan pikiran yang bagaimana lagi harus kuhadapi?
Adakah kau begitu tumbuh langsung berkembang menjadi bunga tanpa melewati putik?
Ataukah kau menjelma menjadi pelangi tanpa hujan dan mentari?
N a i f f . . .
Telah kelu dan membeku wajah serta fikir
T a p i  B u k a n  A k u  A k a n  M e n y e r a h!
Bolehlah kali ini kalah
Tapi tidak semakin lemah!
Engkau mungkin makhluk kahyangan purba yang telah punah
Segenap tua renta yang telah berdarah
Aku adalah generasi muda
Pantang berserah!
Bolehlah kau anggap rendah
Yakin hati diri ini tak lebih rendah daripada KAU!!!

*búngÖng pădé*           

Surabaya, 07 mei 2011