Segelas kopi di sore hari. Hm,,,
lumayan menyegarkan hari yang sudah sangat melelahkan hari ini.
Gelas ini, masih dengan gelas yang sama seperti di samping jendela sudut kamar itu. Jendela besar di sebuah sudut kamar yang sangat aku cintai,.
Gelas ini, masih dengan gelas yang sama seperti di samping jendela sudut kamar itu. Jendela besar di sebuah sudut kamar yang sangat aku cintai,.
Ingin rasanya menikmati secangkir
kopi sore hari di samping jendela sudut kamar itu lagi, menikmati matahari yang
mulai terbenam. Berwarna orange dan bulat besar, angin sepoi2 tak lupa
berhembus dari jendela dan pintu kamar. suasana paling damai dan paling indah
di tengah kesibukan jadwal kuliah dan kegiatan kampus. Dan,, alasan pemilihan
gelas ini hari ini pun hanya karena ingin menikmati secuplik potongan indah
yang pernah terulang, yang tersimpan rapat di pikiran, yang tersimpan dalam
secangkir cappuccino :D. walaupun dengan suasana yang berbeda dan kota yang
berbeda.
Hm… kangen dengan kamarq yang
itu,.,, aq tak pernah bosan berada disamping jendela nya.. dan membuka nya agar
udara selalu menyapa wajahku, walaupun itu tengah malam sekalipun. Dy yang menemaniku melewati malam berubah
menjadi pagi, siang menjadi sore, sampai saat2 tak tidur sekalipun,,, tetap
berada di sampingnya. Saat ketika tidak bisa kemanapun karna baru kluar dari
rumah sakit pun kulewati di samping jendela itu.. melakukan aktivitas dan
menulis berpuluh2 puisi disampingnya, menetaskan airmata dan tertawa ceria. Tetapi
kita memang harus melepas semua yang kita anggap indah. Karena untuk mencapai
sesuatu yang lebih besar, selalu ada hal yang kita korbankan, walaupun tak
pernah kita inginkan. Dan kita tak mungkin memiliki hal yang kita senangi
selamanya. Bukan kah seperti itulah hidup ?? (*walau kadang tidak bisa diterima
dengan lapang dada).
N Now,, Here I am.. sebuah kota yang baru,, dan pasti nya, kamar yang baru, yang tak sama dengan kamar berjendela besarku dulu. Tak ada lagi udara segar yang berhembus lewat sela sela jendela dan pintu kamar. Tak ada lagi sunset indah bulat besar berwarna orange yang menenangkan jiwa. Aq kangen.
N Now,, Here I am.. sebuah kota yang baru,, dan pasti nya, kamar yang baru, yang tak sama dengan kamar berjendela besarku dulu. Tak ada lagi udara segar yang berhembus lewat sela sela jendela dan pintu kamar. Tak ada lagi sunset indah bulat besar berwarna orange yang menenangkan jiwa. Aq kangen.
“Sluuurrrppp” secangkir cappuccino
kini terseruput lembut kedalam mulutku. Hangat… semoga bisa menghangatkan diri
yang kelelahan praktek hari ini.
Praktek.. mengingat kata ini.. aq
teringat akan blog seseorang DM ataulah Dokter.. yang pastinya seorang tenaga
kesehatan, teman seprofesi. Dibeberapa tulisannya (yang entah isinya itu
penyemangat bagi kaum dokter atau sebuah keluhan pribadi, atau sebuah bentuk
kekecewaan yang entah kepada siapa) dy
menyinggung tentang kompetensi yang tak selesai2 bagi para tenaga kesehatan. dy berpendapat
bahwa seorang dokter yang telah melewati ujian penyaringan yang tersulit untuk
bisa masuk fakultas kedokteran masih harus melewati berbagai ujian kompetensi
untuk membuktikan bahwa lulus dari fakultas dengan ujian masuk tersulit dianggap
tidak berkompetensi. Hm,.. cobalah berfikir wahai saudara seprofesiq… apakah
kita berhak menganggap seperti itu? Kita adalah profesi kesehatan, profesi yang
paling dipentingkan di bidang social kemasyarakatan. Adanya ujian tersebut
adalah langkah pembuktian bahwa betapa tenaga tenaga kesehatan di Indonesia ini
adalah tenaga tenaga kesehatan yang layak pakai layaknya tenaga kesehatan yang
berada di luar negri sana. Sehingga pasien2 tersebut tidak lagi ragu akan
kemampuan kita.
Tidak kah kau lupa? Berapa banyak
diluar sana yang membutuhkan uluran tangan kita sebagai petugas kesehatan untuk
kesembuhan mereka. Memang, kita bukan tuhan. Dan jangan pernah bertindak bagai
Tuhan walaupun kita sangat dibuutuhkan. Kita
adalah manusia biasa,, yah.,, hanya biasa,, yang mempunyai kemampuan dan
pengetahuan sedikit lebih dan istimewa dibanding masyarakat biasa. Tetapi karena
sedikit itulah kita dituntut seperfect mungkin,
karena kita manusia lah, kita bekerja dalam team dan tidak individu.
Lalu, mengapa masih banyak saja
tenaga kesehatan yang berperang melawan tenaga kesehatan lain padahal
seharusnya mereka satu team? Kenapa masih ada saja yang menganggap dirinya
paling besar sedangkan level ilmu dan strata bangku perkuliahan yang mereka
tempuh tidak ada bedanya? Bukankah kita
sama sama tau bahwa kita ini manusia yang tidak pernah alpa akan salah?? Yang harus
diingatkan seseorang untuk meminimalkan kesalahan itu??
Lupakah kita? Target pelayanan
kita adalah kesembuhan pasien. Target menuntut ilmu kita adalah bagaimana
membuat pasien sembuh dan memiliki kualitas hidup tinggi? L a l u . . . jika
kita sibuk berperang siapa yang hebat dan ter-atas diantara sesama, kapankah
sang target itu akan tercapai?
Saat kita sibuk mempertahankan
ke-egoannya kita dan kehebatan kita tanpa data penelitian ilmiah yang kuat,
siapakah yang paling dirugikan? Lalu, Apakah kita dewa? Yang tak pernah salah?
Dan apakah kita adalah lautan
ilmu? Lautan informasi? Lautan kebenaran itu sendiri?? (*mari kita renungkan
sendiri)
Kesembuhan pasien?? Kalau ego dan
merasa paling benar itu masih melekat.. sungguh menyedihkan pasien ini… karna
dy ditangani oleh sekelompok tenaga kesehatan yang lebih sakit dari pada dia. S
a k I t j I w a !!
Sadarkah kita (*kata “Tahu” saya
hapuskan karena pasti semua sudah tau diluar kepala) bahwa pasien membutuhkan
tenaga kesehatan yang bijaksana, yang mau benar2 memperjuangkan kesehatannya
dengan pelayanan maksimal, optimal dan biaya minimal (tidak bisa dipungkiri
semua kita adalah begini).
Memilih masuk ke dunia kesehatan adalah langkah awal dimana
kamu HARUS sudah mulai belajar hidup bijaksana dan berpikiran terbuka.
“sluurrrpp” tenggakan kopi terakhir ini menutup istirahat sore hari. Begitu pula dengan catatan sederhana ini, semoga makin hari kita semakin bijaksana kawan. J
“sluurrrpp” tenggakan kopi terakhir ini menutup istirahat sore hari. Begitu pula dengan catatan sederhana ini, semoga makin hari kita semakin bijaksana kawan. J
*búngÖng
pădé*`1
Jum’at, 19 agustus 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong Tinggalkan pesan ya, , :)